Rabu, 22 Januari 2014

Saat Benua Afrika dan Amerika Menyatu

Pangea: Benua Yang Bersatu


Gambar 1. Tampilan benua Afrika dan Amerika Selatan yang tampak seperti potongan-potongan puzzle
Tahunkah Anda, bahwa dahulu daratan di Bumi ini merupakan satu kesatuan daratan tidak terpisah menjadi beberapa benua seperti saat sekarang ini?

Pada awal abad ke-20, scientist muda berkebangsaan Jerman bernama Alfred Wegener memperhatikan bahwa garis pantai Afrika dan Amerika Selatan pada sisi yang berlawanan terlihat cocok satu sama lain seolah-olah potongan puzzle (Gambar 1). Dia menyadari dari hal di atas bahwa dahulu kedua benua tersebut pernah bergabung dan kemudian terpisah dan membentuk samudera Atlantik. Meskipun Wegener bukanlah orang yang pertama kali menemukan ide ini, namun dia merupakan scientist pertama yang melakukan penelitian tambahan berkenaan dengan ide ini.
Mempelajari peta dunia, Wegener menyadari bahwa tidak hanya benua Afrika dan Amerika Selatan saja yang pernah bersatu, bahkan semua benua pun pernah bergabung menjadi satu kesatuan membentuk supercontinent yang dia sebut Pangea. Bagian utara Pangea disebut Laurasia dan bagian selatannya disebut Gondwanaland (Gambar 2).
Gambar 2. Proses terpisahnya Pangea menjadi beberapa benua seperti sekarang ini
Wegener menyadari bahwa kecocokan potongan-potongan benua seperti puzzle bukanlah satu-satunya bukti bahwa supercontinent pernah ada. Oleh karena itu, dia mulai mencari bukti tambahan pada tahun 1910 dan melanjutkan pekerjaan pada proyek tersebut hingga wafat pada tahun 1930. Dia memetakan lokasi fosil dari berbagai spesies binatang dan tanaman yang tidak dapat berpindah baik dengan cara berenang maupun terbang. Fosil-fosil dengan spesies yang sama ditemukan di Antartika, Afrika, Australia, Amerika Selatan dan India. Mengapa spesies yang sama bisa ditemukan pada benua-benua yang terpisah ribuan kilometer samudera? Ketike Wegener mengeplot lokasi fosil-fosil yang sama di peta Pangea nya, dia menemukan bahwa mereka semua terbentang pada region Pangea yang sama (Gambar 3).
Gambar 3. Distribusi geografik fosil-fosil tanaman dan binatang mengindikasikan adanya supercontinent tunggal yang disebut Pangea, pernah ada sekitar 200 juta tahun yang lalu
Selain fosil, batuan juga dapat digunakan sebagai bukti bahwa benua-benua pernah bersatu. Sebagai contoh, batuan Cape Fold belt di Afrika Selatan sama dengan batuan yang ditemukan di Buenos Aires di Argentina. Wegener juga memplot endapan glacial 300 juta tahun yang lalu pada peta yang menunjukan distribusi benua modern (Gambar 4a). Perhatikan bahwa glacier memotong ekuator, dan endapan glacial terbentuk di zona tropis dan subtropis. SedangkanGambar 4b menunjukan konstruksi awal glacier yang terbentuk dan berkumpul di kutub selatan.
Gambar 4. (a) Endapan glasial 300 juta tahun yang lalu diplot pada peta yang menunjukan distribusi benua pada saat sekarang ini. (b) endapan glasial 300 juta tahun yang lalu dan batuan sedimen yang sensitif terhadap iklim di plot pada peta Pangea
Akankah benua-benua yang ada sekarang ini beberapa tahun ke depan akan kembali bergabung kembali seperti semula?

thanks http://seismicinterpreter.wordpress.com/2012/09/29/pangea/ :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar